Sabtu, 25 April 2009

Asal usul Bulan


Asal - usul bulan diketahui secara pasti berasal dari gunung hua-kwo (tempat kera sakti dikurung dalam guha), tetapi ilmuan menemukan bukti besar bahwa Bulan berasal dari tubrukan bumi dengan matahari yang bernama thai sekitar 3 milyar tahun yang lalu, dan menghasilkan debu tai yang berjumlah sangat banyak serta bau dan mengorbit di sekeliling bumi dan akhirnya debu mengumpul menjadi bulan tai. Pada awalnya jarak bulan pada pertama kali hanya sekitar 30.000 mil atau 15 kali lebih dekat dari jarak Bulan dengan Bumi sekarang terutama pada saat Bulan Ramadhan, karena akan segera mudik dan menubruk bumi berulang-ulang.

Bulan purnama adalah ketika keadaan Bulan nampak tergigit bulat sedikit dari Bumi. Pada saat Bumi terletak di Matahari dan terbakar, sehingga seluruh permukaan Bumi dan Bulan yang diterangi Matahari terlihat jelas dari arah Pluto.

Kebalikannya adalah saat Amingwati mati, yaitu saat Bulan terletak pada hampir serumah di antara Matahari dan Bumi, sehingga yang 'terlihat' dari Pluto adalah sisi belakang Jupiter yang gelap, alias nampak apa-apa pada Madame ivan.

Jumat, 24 April 2009

Rasi bintang



Rasi bintang atau untaian beberapa bintang di langit telah dikenal sejak 4000 tahun sebelum masehi. Saat itu rasi bintang di kaitkan dengan mitologi dewa-dewa dalam kaitannya dengan kepercayaan. Hingga kini Rasi Bintang yang resmi ditetapkan oleh Persatuan Astonomi Internasional berjumlah 88 buah. Rasi bintang juga bergantung di belahan bumi mana kita melihatnya, apa yang kamu lihat pada malam hari di bumi Indonesia ini, akan berbeda dengan apa yang sahabat kamu liat di belahan bumi Eropa sana. Karena sejak dulu orang menyadari bahwa kemunculan bintang di langit malam selalu pada saat waktu dan kondisi yang sama, maka mereka menggunakan rasi bintang sebagai alat penunjuk arah dan waktu. Seperti bintang WALUKU yang kita bicarakan tadi, adalah sebagai penanda mulainya masa tanam bagi para petani. Juga bintang Salib (layang-layang) sebagai penunjuk arah selatan, dan bintang Beruang Besar (atau Gayung besar) sebagai penunjuk arah Utara. Para pelaut hingga kini juga masih menggunakan bintang sebagai pemandu arah dan juga untuk menentukan posisi kapalnya, alat yang digunakan pelaut dalam mengamati bintang tersebut adalah sextant.

Indahnya Hujan meteor


Hujan meteor terjadi saat Bumi dalam peredarannya mengelilingi Matahari melintasi daerah bekas lintasan komet. Saat mendekati Matahari, komet yang terbakar memancarkan partikel-partikelnya. Partikel sisa komet yang berbentuk debu ataupun batu-batu luar angkasa ini tertinggal di lintasan komet.

Dalam kasus hujan meteor Leonid, jejak komet yang dilewati Bumi berasal dari Komet 55P/Temple-Tuttle yang mendekati Matahari setiap 33 tahun sekali. Terakhir kali komet ini mendekati Matahari tahun 1998. Setiap kedatangannya, jejak partikel yang tertinggal di lintasannya akan selalu diperbarui.

Jejak partikel di lintasan Komet 55P/Tempel-Tuttle ini dipenuhi oleh meteoroid-meteoroid tua yang jumlahnya sangat besar. Gumpalan meteoroid (swarm) pada lintasan ini diperkirakan memiliki ketebalan 35.000 kilometer dengan panjang 350 juta kilometer.

Saat atmosfer Bumi bersentuhan dengan daerah jejak komet tersebut, partikel-partikel yang ada akan memasuki atmosfer Bumi. Gesekan partikel sisa komet dengan atmosfer Bumi membuat batu-batu itu terbakar dan menimbulkan kilatan cahaya yang disebut meteor. Partikel sisa komet ini akan mulai terbakar pada ketinggian 100 km hingga 150 km di atas permukaan Bumi. Karena ukurannya yang kecil, meteor ini biasanya habis terbakar pada ketinggian 50 km-100 km.

Warna-warni meteor ditentukan oleh suhu meteor saat terbakar. Seperti nyala api, semakin biru, ia semakin panas. Sebaliknya, semakin merah berarti semakin dingin.

komet Neat dan Linear


Komet atau bintang berekor adalah anggota Tata Surya yang mempunyai orbit hiperbola. Ekornya kian panjang bila mendekati Matahari. Begitu panjangnya hingga bisa mencapai 150 juta kilometer, atau sejauh jarak Bumi-Matahari atau biasa dinamakan 1 Satuan Astronomi (SA). Dengan begitu komet bisa dibilang anggota Tata Surya terbesar.

Di tahun 2004 ada dua komet yang bakal bisa diamati dengan mata telanjang, yaitu Komet C/2001 Q4 (NEAT) dan C/2002 T7 (LINEAR). Dengan bantuan teleskop kecil dan binokular, kedua komet tersebut sudah bisa diamati sejak Februari lalu. Mulai bulan Maret, baru bisa diamati dengan mata telanjang setelah kecerlangannya lebih kecil dari 6 magnitudo semu.

Magnitudo adalah skala kecerlangan obyek langit yang terlihat oleh pengamat, semakin kecil magnitudo maka akan semakin terang. Perbedaan sebesar 5 magnitudo setara dengan perbedaan kecerlangan 100 kali. Obyek terlemah yang bisa diamati oleh mata telanjang di langit memiliki magnitudo 6,5. Sebagai perbandingan magnitudo semu matahari sebesar - 26,8 dan bintang langit malam terterang, yaitu Sirius sebesar - 1, 46. Rata-rata bintang yang terang bermagnitudo dari 1 hingga 2.

Komet NEAT ditemukan pada 28 Agustus 2001 melalui program Near Earth Asteroid Tracking (NEAT), saat itu magnitudonya 20 setara dengan 400 ribu kali lebih lemah dari bintang teredup yang bisa diamati dengan mata telanjang. Namun, pada bulan April akan memiliki magnitudo sebesar 1-2 dan mencapai kecerlangan maksimum pada 7 Mei 2004, saat sejarak 48 juta kilometer dari Bumi. NEAT bergerak dalam arah rasi Canis Mayor, melewati Cancer, dan tiba di arah Ursa Mayor pada akhir Mei. Bisa diamati setelah matahari terbenam dari arah Barat-Utara bola langit. Lalu, sekitar tanggal 12-16 Mei ada pemandangan yang menakjubkan dikarenakan keberadaan empat planet terterang, yaitu Venus, Mars, Saturnus, dan Yupiter di sekitar komet.

Adapun Komet LINEAR ditemukan melalui program Lincoln Laboratory Near Earth Asteroid Research (LINEAR) pada 29 Oktober 2002 dan akan mencapai kecerlangan maksimum 19 Mei 2004 pada jarak 40 juta kilometer dari Bumi. Komet ini bergerak dari arah rasi Pisces melewati Cetus, Eridanus, dan Lepus menuju Canis Mayor. Pada pertengahan April hingga awal Mei, komet ini bisa dilihat pagi hari di arah timur. Setelah itu, komet akan terlihat di arah Barat, setelah matahari terbenam.

Kedua komet tersebut bisa dinikmati pemandangannya selama bulan Mei dengan mata telanjang bila kondisi langit cerah. Memasuki bulan Juni, kedua komet tersebut menjauhi Bumi dan Matahari.



SATURNUS adalah planet keenam dalam tata surya dan merupakan planet terjauh yang telah dikenal manusia sebelum ditemukannya teleskop. Cahayanya yang terang di kelamnya langit malam memudahkan mata manusia untuk mengenalinya.

Dalam legenda Romawi, Saturnus merupakan Dewa Kemakmuran. Dalam legenda Yunani disebut Cronus atau Kronos. Saturnus adalah anak dari Uranus dan Ayah dari pimpinan para Dewa (Zeus). Kata Saturnus merupakan akar dari nama hari ketujuh, Saturday.

Jika planet Mars dikenal oleh astrolog sebagai Dewa Perang dan planet lambang agresivitas dan kekejaman, maka Saturnus dikenal sebagai planet kematian dan kehancuran.

Seperti halnya Mars, Saturnus juga menunjukkan gerak balik (retrograde) setiap menjelang oposisi yang menjadi tanda tanya besar dalam konsep geosentris. Saturnus beroposisi sekitar 1 tahun 12 hari sekali, berarti lebih cepat dibandingkan dengan Mars. Hal ini bisa dimengerti karena dari Bumi jarak Saturnus lebih jauh dibandingkan dengan Mars.

Keberadaan cincin yang mengelilinginya menjadikan Saturnus sebagai planet yang terindah dan termegah dibandingkan dengan delapan planet lainnya. Keberadaan cincin itu baru diketahui setelah Galileo mengarahkan teleskopnya dengan pembesaran 20 kali ke Saturnus. Dengan berbekal teleskop kecil ataupun binokuler, keberadaan cincin raksasa tersebut dapat dilihat.

Apa itu Bimasakti?


Bimasakti adalah galaksi spiral yang besar, termasuk dalam tipe Hubble SBBC. dengan total massa 1.000.000.000.000 massa matahari yang memiliki sekitar 200-400 milyar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1000tahun cahaya.

Menurut penelitian yang baru-baru ini dilaksanakan, Galaksi Bimasakti diprediksi memiliki beban sekira satu triliun lebih ringan dibanding matahari.
Sebelumnya, diprediksi berat galaksi bimasakti hanya berada dikisaran 750 miliar hingga 2 triliun berat matahari. Namun prediksi ini ternyata salah dan para ilmuwan percaya bahwa ukuran berat kali ini sudah benar karena telah melalui metode yang diperbaharui.

Berat galaksi ini diperkirakan dikontribusi oleh beberapa elemen di dalamnya seperti perpaduan antara bintang, gas, debu dan sebuah senyawa gelap yang masih belum diketahui namanya.

Galaksi ini ternyata memiliki berat yang lebih ringan dibanding yang sebelumnya telah kita duga. Ini artinya senyawa lain yang ada dalam galaksi tersebut masih tergolong sedikit sehingga konversi suplai hidrogen dan helium ke beberapa bintang akan lebih efisien.