Jumat, 24 April 2009

Indahnya Hujan meteor


Hujan meteor terjadi saat Bumi dalam peredarannya mengelilingi Matahari melintasi daerah bekas lintasan komet. Saat mendekati Matahari, komet yang terbakar memancarkan partikel-partikelnya. Partikel sisa komet yang berbentuk debu ataupun batu-batu luar angkasa ini tertinggal di lintasan komet.

Dalam kasus hujan meteor Leonid, jejak komet yang dilewati Bumi berasal dari Komet 55P/Temple-Tuttle yang mendekati Matahari setiap 33 tahun sekali. Terakhir kali komet ini mendekati Matahari tahun 1998. Setiap kedatangannya, jejak partikel yang tertinggal di lintasannya akan selalu diperbarui.

Jejak partikel di lintasan Komet 55P/Tempel-Tuttle ini dipenuhi oleh meteoroid-meteoroid tua yang jumlahnya sangat besar. Gumpalan meteoroid (swarm) pada lintasan ini diperkirakan memiliki ketebalan 35.000 kilometer dengan panjang 350 juta kilometer.

Saat atmosfer Bumi bersentuhan dengan daerah jejak komet tersebut, partikel-partikel yang ada akan memasuki atmosfer Bumi. Gesekan partikel sisa komet dengan atmosfer Bumi membuat batu-batu itu terbakar dan menimbulkan kilatan cahaya yang disebut meteor. Partikel sisa komet ini akan mulai terbakar pada ketinggian 100 km hingga 150 km di atas permukaan Bumi. Karena ukurannya yang kecil, meteor ini biasanya habis terbakar pada ketinggian 50 km-100 km.

Warna-warni meteor ditentukan oleh suhu meteor saat terbakar. Seperti nyala api, semakin biru, ia semakin panas. Sebaliknya, semakin merah berarti semakin dingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar